Tuesday 25 October 2016

Menyusun laporan keuangan



Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Di dalam laporan keuangan terdapat ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Dari laporan keuangan ini diperoleh informasi-informasi yang sangat berguna bagi pihak-pihak pengambil keputusan atau pimpinan perusahaan. Pada setiap laporan keuangan harus dicantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal atau jangka waktunya. Laporan keuangan sebuah perusahaan perorangan terdiri dari:

1.     Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah suatu daftar yang berisi ringkasan harta, kewajiban, dan modal dari satu kesatuan perusahaan pada saat tertentu yang umumnya ditutup pada hari terakhir dari setiap periode. Dari pengertian ini, jelaslah bahwa neraca menggambarkan besar kecilnya assets, liabilities dan owner’s equity perusahaan pada suatu saat tertentu, yaitu pada saat neraca itu disusun. Jadi, angka-angka yang tercantum di dalamnya hanya berlaku pada hari dan tanggal yang tertera pada neraca tersebut. Pada hari dan tanggal yang berbeda, angka-angkanya akan berbeda pula. Hal ini disebabkan kegiatan-kegiatan usaha perusahaan akan menimbulkan berbagai transaksi sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan terhadap komposisi harta, kewajiban, dan modal.
Pada umumnya, neraca dapat disusun dalam dua bentuk, yaitubentuk skontro dan laporan (report form).

a.     Bentuk skontro
Dalam neraca bentuk skontro, harta perusahaan disusun di sebelah kiri, hutang dan modal disusun di sebelah kanan. Pada bagian atas ditulis nama perusahaan dan periode laporan neraca. Contoh Neraca Central Komputer berikut ini.

b.    Bentuk laporan (Report form)
Dalam neraca bentuk ini, harta, hutang, dan modal disusun berurutan ke bawah. Contoh Neraca Central Komputer berikut ini.

2.     Perhitungan Rugi Laba (Income Statement)
Laporan rugi laba atau income statement adalah satu daftar yang berisikan ringkasan dari hasil-hasil yang diterima perusahaan (revenue) dan biaya-biaya yang dikeluarkan (expenses) untuk mendapatkan hasil tersebut serta pengaruhnya terhadap modal perusahaan dalam jangka waktu pembukuan tertentu. Jangka waktu pembukuan biasanya adalah satu tahun, yang dimulai sejak tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Dengan membandingkan antara revenues dengan expenses, dapat diketahui berapa besar rugi atau laba perusahaan. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa income statement terdiri dari dua unsur, yaitu pendapatan (revenues) dan beban (expenses).
Susunan atau format income statement yang biasa digunakan adalah:
a.    Bentuk single step
    Dalam penyusunan laporan rugi laba bentuk single step, pendapatan usaha dan pendapatan dari luar usaha disusun dalam satu kelompok. Bebanusaha, beban di luar usaha, dan laba atau rugi bersih dihitung dengan cara mengurangi total pendapatan dengan total beban.
b.    Bentuk multiple step
    Dalam penyusunan laporan rugi laba bentuk multiple step, penyusunan pendapatan maupun beban dipisah secara rinci antara pendapatan beban usaha dengan pendapatan dan beban di luar usaha. Contoh Laporan Laba Rugi Central Komputer berikut ini.

3.     Laporan Perubahan Modal (Statement of Owners Equity/Capital Statement)
Dalam laporan perubahan modal, modal pemilik akan berubah pada awal periode akibat adanya laba atau rugi serta pengambilan pribadi pemilik dalam periode tersebut. Adanya perubahan pada modal pemilik dan sumber-sumber mengakibatkan perubahan modal yang disusun dalam bentuk laporan perubahan modal atau capital statement. Dari laporan perubahanmodal ini diperoleh informasi tentang modal awal, perubahan modal selama tahun berjalan, dan modal akhir tahun.
Sebagai contoh, kita ambil Laporan Perubahan Modal Central Komputer di bawah ini.

4.     Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan kas selama satu periode akuntansi. Berdasarkan laporan arus kas, dapat diketahui sumber dan penggunaaan kas. Laporan arus kas dapat disusun dengan membandingkan neraca dua periode.

Jurnal penutup


Jurnal penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang bertujuan untuk menutup akun nominal (pendapatan dan beban). Selama proses akuntansi berjalan, seluruh akun nominal (pendapatan dan beban) digunakan sebagai akun untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan akun modal. Pada akhir periode akuntansi, seluruh akun nominal tersebut harus dinolkan. Saldo akun tersebut akan dipindahkan ke akun ikhtisar laba-rugi dan selanjutnya saldo akun ini dipindahkan ke akun modal.
Cara menyusun jurnal penutup:
1.    Mengkredit setiap akun beban sebesar saldonya dan mendebet akun ikhtisar laba-rugi dengan jumlah yang sama, sehingga akun beban menjadi nol (tidak bersaldo),
2.    Mendebet akun pendapatan sebesar saldonya dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi dengan jumlah yang sama sehingga akun pendapatan menjadi tidak bersaldo,
3.    Memindahkan saldo akun ikhtisar laba-rugi ke akun modal. Saldo akun ikhtisar laba-rugi didapat dengan cara membandingkan jumlah debet dan kredit akun yang bersangkutan. Jika jumlah kredit lebih besar dari jumlah debet, maka saldo laba tersebut dipindahkan ke akun modal sebelah kredit dan akun ikhtisar laba-rugi menjadi nol, begitu pula sebaliknya,
4.    Mengkredit akun prive sebesar saldonya dan mendebet akun modal dengan jumlah yang sama sehingga akun prive menjadi tidak bersaldo.

Kertas kerja (work sheet)

Kertas kerja (work sheet)

Kertas kerja/neraca lajur (work sheet) adalah daftar berkolom yang digunakan sebagai kertas kerja dalam penyusunan laporan keuangan. Penggunaan neraca lajur dapat mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kertas kerja merupakan media atau alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan. Dalampraktek dewasa ini, kertas kerja sudah jarang digunakan terutama bagi perusahaan yang telah menggunakaan pembukuan secara komputer akuntansi.

1.     Bentuk Kertas Kerja
Pada umumnya, kertas kerja yang digunakan dapat berbentuk 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, dan 12 kolom. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh-contoh bagan berikut.

Jumlah kolom dalam neraca lajur biasanya disesuaikan dengankebutuhan perusahaan. Untuk usaha-usaha jasa, biasanya dibuat neraca lajur dengan bentuk sebagai berikut.

Kolom “Nomor” akun diisi dengan nomor akun dari masing masing akun sesuai dengan kode masing-masing akun.
Kolom “Akun” diisi nama-nama akun yang ada dalam buku besar, kolom neraca saldo berisi masing-masing akun. Saldo debet diletakkan di kolom debet, saldo kredit diletakkan di kolom kredit. Jumlah kolom debet dan kredit harus sama.
Kolom “Penyesuaian” diisi dengan jumlah penyesuaian yang ada, mungkin di sebelah debet mungkin juga disebelah kredit. Jumlah debet dan kredit harus sama.
Kolom “Neraca saldo disesuaikan” berisi jumlah-jumlah yang berasal dari kolom neraca saldo ditambah atau dikurangi dengan jumlah-jumlah dalam kolom penyesuaian. Jumlah debet dan kredit dalam kolom ini harus sama.
Kolom “Rugi laba” diisi dengan jumlah semua akun nominal yang berasal dari neraca saldo yang disesuaikan. Selisih antara jumlah debet dan kredit merupakan laba atau rugi untuk periode yang berangkutan. Apabila jumlah kredit lebih besar dari jumlah debet, maka selisihnya adalah laba dan sebaliknya.
Kolom “Neraca” berisi semua jumlah akun rill yang berasal dari kolom neraca saldo disesuiakan. Selisih jumlah debet dan kredit sama dengan selisih dalam kolom rugi laba. Apabila kolom rugi laba jumlah kreditnya dari kolom debet, maka dalam kolom neraca jumlah kolom debet akan lebih besar daripada jumlah kolom kredit dan sebaliknya.
Jadi, secara ringkas ada beberapa langkah yang digunakan dalam penyusunan neraca lajur, yaitu:
1.    Menyusun neraca saldo dengan sumber dari buku besar,
2.    Mencatat pos-pos jurnal penyesuaian pada kolom penyesuaian,
3.    Menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan dalam kolom neraca saldo disesuaikan,
4.    Memindahkan saldo akun-akun pendapatan dan beban (akun nominal) ke kolom rugi laba,
5.    Memindahkan saldo akun-akun harta, hutang, dan modal (akun rill) ke kolom neraca (balance sheet).

Jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian

Pembuatan jurnal penyesuaian adalah untuk mengkoreksi akun-akun tertentu sehingga mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, biaya, pendapatan, dan modal yang sebenarnya. Ada dua macam keadaan jurnal penyesuaian (adjustment) perlu dibuat, yaitu:
1.    Keadaan ketika suatu transaksi telah terjadi, tetapi belum dicatat dalam akun. Misalnya biaya gaji yang terjadi antara hari pembayaran terakhir dan tanggal laporan keuangan.
2.    Keadaan ketika suatu transaksi telah dicatat dalam akun, tetapi saldonya perlu dikoreksi untuk mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Misalnya perlengkapan yang telah dibeli dan dicatat dalam akun aktiva.

Pada akhir periode, sebagian dari perlengkapan sudah dipakai dalam kegiatan perusahaan. Dalam keadaan demikian, suatu ayat jurnal penyesuaian akan membuat saldo akun aktiva mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan dalam jurnal penyesuaian pada akhir periode dilakukan pada elemen-elemen sebagai berikut

1.     Biaya dibayar di muka (Diferred expense)
Biaya yang dibayar di muka maksudnya adalah biaya-biaya yang sudah dibayar, tetapi belum dibebankan sebagai biaya pada periode itu. Biaya dibayar di muka ini sering timbul apabila perusahaan membayar biaya-biaya untuk beberapa periode sekaligus sehingga dari jumlah pengeluaran tersebut sebagian akan menjadi beban periode itu dan sebagian lagi akan dibebankan pada periode mendatang. Pada waktu terjadinya pengeluaran kas, pencatatan bisa dilakukan dengan mendebet rekening biaya atau rekening aktiva. Oleh karena tidak semua pengeluaran itu menjadi biaya, maka perlu diadakan penyesuaian agar sebagian pengeluaran tersebut bisa dibebankan sebagai biaya dan sebagian lagi merupakan aktiva yaitu biaya dibayar di muka. Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk biaya dibayar di muka akan tergantung kepada akun yang digunakan untuk mencatat pengeluaran biaya tersebut.

Contoh:
Tanggal 1 Agustus 2004, perusahaan membayar sewa kantor Rp.2.400.000,00 untuk satu tahun terhitung mulai bulan Agustus 2004. Maka, beban sewa tahun 2004 adalah

Sisanya sebesar Rp.1.400.000,00 akan menjadi beban sewa pada tahun 2005 walaupun telah dibayarkan di tahun 2004. Oleh sebab itu, pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2004 terdapat “sewa dibayar dimuka” sebesar Rp.1.400.000,00.
Untuk mencatat transaksi pembayaran sewa ini ada dua kemungkinan, yaitu:
a.    Bila dicatat sebagai harta, pembayaran sewa sebesar Rp.2.400.000,00, dicatat debet pada akun “Sewa dibayar di muka” dan kredit pada akun “Kas”. Maka, akun yang digunakan dalam buku besardan tentu akan muncul dalam neraca saldo adalah “Sewa dibayar di muka”. Akhir periode akuntansi (31 Desember), akun tersebut menunjukkan saldo debet Rp.2.400.000,00. Dari jumlah tersebut sebenarnya sudah menjadi beban sewa sebesar Rp.1.000.000,00 yaitu dengan jurnal penyesuaian sebgai berikut.

    Dalam buku besar setelah posting jurnal penyesuaian di atas, akan tampak sebagai berikut.

b.    Bila dicatat sebagai beban, pembayaran untuk sewa sebesar Rp.2.400.000,00 dicatat debet pada akun “beban sewa” dan kredit akun “Kas”. Maka, akun yang digunakan dalam buku besar adalah akun “Beban Sewa”. Pada tanggal 31 Desember 2004, akun “beban sewa” menunjukkan saldo debet Rp.2.400.000,00. Dalam jumlah ini, yang sebenarnya terjadi beban sewa tahun 2004 adalah sebesar Rp.1.000.000,00. Selebihnya sebesar Rp.1.400.000,00, belum menjadi beban sewa atau pada tanggal 31 Desember 2004, merupakan panjar sewa. Oleh sebab itu, jumlah tersebut harus dipindahkan dari akun “Beban Sewa” ke akun “Sewa Dibayar Di muka” dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut.

Dalam buku besar setelah posting jurnal penyesuaian di atas, akan tampak sebagai berikut.

2.     Biaya yang Masih akan Dibayar (Accured Expense)
Biaya yang masih akan dibayar adalah biaya-biaya yang sudah terjadi, tetapi belum dibayar dan belum dicatat dalam akun-akun. Oleh sebab itu, setiap akhir periode harus dibuat penyesuaian agar biaya-biaya seperti itu dapat dibebankan dalam periode yang bersangkutan. Misalnya pada tanggal 31 Agustus 2004 terdapat gaji pegawai yang belum dibayar sebesar Rp.400.000. Jumlah tersebut telah menjadi beban gaji untuk tahun 2004, tetapi belum dicatat karena belum dibayar sehingga menjadi hutang tahun 2005. Oleh sebab itu, saldo akun ”beban gaji” dalam buku besar (neraca saldo) harus disesuaikan dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut.

3.     Pendapatan yang Diterima di Muka (Diferred Income)
Pendapatan yang diterima di muka maksudnya adalah penerimaan dari pendapatan, tetapi bukan merupakan pendapatan untuk periode tersebut atau dengan kata lain merupakan pendapatan periode yang akan datang yang diterima dalam periode sekarang. Oleh sebab itu, penerimaan itu tidak dapat diakui sebagai pendapatan periode sekarang.

Contohnya:
Pada tanggal 1 Oktober 2004 diterima uang sewa sebesar Rp.900.000,- untuk jangka waktu satu tahun dimulai pada tanggal 1 Oktober 2004. Karena dalam jangka waktu 1 tahun itu yang tiga bulan jatuh dalam tahun 2004 dan yang 9 bulan jatuh dalam tahun 2005, maka pendapatan sewanya juga harus dibagi untuk tahun 2004 dan 2005.
Pendapatan sewa tahun 2004 sebesar:
    3/12 x Rp. 900.000 = Rp. 225.000,-
Pendapatan sewa tahun 2005 sebesar:
    9/12 x Rp. 900.000 = Rp. 675.000,-

Apabila penerimaan uang sewa pada tanggal 1 Oktober 2004 dicatat dalam akun pendapatan sewa, maka jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2004 sebagai berikut.
Pendapatan sewa                Rp. 675.000
Sewa diterima di muka                Rp. 225.000

Pada tanggal 2 Januari 2005 akan dibuat jurnal penyesuaian kembali untuk mengembalikan sewa dibayar di muka sebesar Rp.675.000 ke akun pendapatan sewa. Hal ini dilakukan karena penerimaan sewa tahun berikutnya akan dicatat dalam akun pendapatan sewa.

Jurnal penyesuaian kembali tanggal 2 Januari 2005 adalah:
Sewa diterima di muka                Rp. 675.000
Pendapatan sewa                Rp. 675.000

Jika penerimaan uang sewa pada tanggal 1 Oktober 2004 dicatat dalam akun sewa diterima di muka, maka jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 desember 2004 sebagai berikut.
Sewa diterima di muka                 Rp. 225.000
Pedapatan sewa                     Rp. 225.000

Pada tanggal 2 Januari 2005 tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian kembali karena penerimaan yang belum diakui sebagai pendapatan masih tercantum dalam akun sewa diterima di muka. Hal ini akan berlaku pula untuk tahun 2002 di mana penerimaan uang sewa berikutnya akan dicatat dalam akaun sewa diterima di muka.

4.     Pendapatan yang Masih akan Diterima (Accured Income)
Pendapatan yang masih akan dierima adalah pendapatan yang sudah diperoleh, tetapi masih belum diterima dan belum dicatat dalam akun-akun. Oleh sebab itu, setiap akhir periode harus dibuat penyesuaian untuk mencatat pendapatan itu.

Contoh:
Pada tanggal 31 Desember 2004, sebuah jasa servis mesin industri terdapat mesin yang sudah selesai diperbaiki dengan harga perbaikan Rp.2.000.000,-. Mesin tersebut belum diserahkan kepada customer (pelanggan). Perbaikan mesin tersebut dilakukan pada tahun 2004, sehingga pendapatan jasa sebesar Rp.2.000.000,- harus dicatat untuk tahun 2004. Oleh sebab itu, jurnal penyesuaian yang diperlukan pada 31 Desember 2004 yaitu:

Untuk menambah pemahaman kita mengenai jurnal penyesuaian, kita kembali pada proses akuntansi Central komputer.
Pada tanggal 31 Desember 2004 Tn. Rizwan memeriksa neraca saldo dan memutuskan sebagai berikut.
a.    Asuransi dibayar di muka sebesar Rp.240.000,00 adalah untuk masa 1 tahun terhitung sejak bulan Desember 2004.
b.    Nilai persediaan perlengkapan servis komputer pada 31 Desember 2004 ditaksir seharga Rp. 3.000.000,00.
c.    Penyusutan peralatan komputer yang menjadi beban penyusutan bulan Desember 2004 ditetapkan sebesar Rp.40.000,00.
d.    Gaji karyawan sebesar Rp.400.000,00 belum dibayar.
e.    Beban sewa sebesar Rp.1.500.000,00 adalah untuk sewa ruangan selama 1 tahun terhitung mulai bulan Desember 2004.

Dari hasil pemerikasan di atas, maka dapat dibuat jurnal penyesuaiannya sebagai berikut.

Setelah semua ayat jurnal penyesuaian dicatat, maka akun dalam neraca saldo akan mencerminkan keadaan sebenarnya. Tujuan dari penyusunan neraca saldo dan jurnal penyesuaian adalah untukmenyusun laporan keuangan. Untuk penyusunan laporan keuangan perlu dibuat kertas kerja (work sheet) atau yang biasa disebut dengan Neraca lajur.

Neraca saldo (trial balance)



Akhir dari tahap pencatatan adalah diketahuinya saldo-saldo perkiraan buku besar. Kemudian saldo-saldo buku besar tersebut diikhtisarkan pada akhir periode akuntansi dan hasil pengikhtisaran diperlihatkan dalam neraca saldo. Dengan demikian neraca saldo adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar yang dicatat secara sistematis menurut nomor kode akun buku besarnya, disertai jumlah debet dan kredit akun yang bersangkutan.
Penyusunan neraca saldo sama dengan penyusunan semua akun yang ada dalam buku besar berdasarkan urutan kode masing-masing akun beserta saldonya. Kesamaan antara debet dan kredit di dalam buku besar harus selalu diperiksa. Adapun bentuk neraca saldo dapat disajikan sebagai berikut.

Neraca saldo di atas, pengisiannya dapat dilakukan sebagai berikut.
1)    Kolom “No Akun” diisi dengan nomor kode akun masing-masing buku besar,
2)    Kolom “Nama Akun” diisi dengan nama akun yang bersangkutan di buku besar,
3)    Kolom “Debet” dan “Kredit” diisi dengan saldo buku besar yang bersangkutan.

Contoh kita ambil dari akun Kas Central Komputer seperti berikut ini.
Untuk penyusunan Neraca saldo Central Komputer bisa dilakukan seperti contoh diatas, hasilnya adalah sebagai berikut.

Pada contoh Neraca Saldo Central komputer di atas, keseimbangan antara debet dan kredit diperlihatkan pada jumlah Rp.35.500.000. Berdasarkan contoh di atas, kita dapat menarik kesimpulan mengenai tujuan digunakan neraca saldo. Tujuan neraca saldo adalah untuk menguji kebenaran pendebetan dan pengkreditan akun buku besar. Apabila neraca saldo debet dan kredit tidak seimbang, sudah dapat dipastikan terdapat kesalahan. Akan tetapi, apabila debet dan kredit seimbang, keadaan ini juga belum tentu benar.
Catatan:
1)     Sumber pencatataan untuk neraca saldo berasal dari buku besar,
2)    Seluruh akun yang terdapat dalam buku besar baik akun riil (neraca) maupun akun nominal (rugi laba) diikhtisarkan dalam daftar sisa,
3)    Akun-akun yang bersaldo debet dipindahkan ke kolom debet neraca saldo sedangkan yang bersaldo kredit dipindahkan ke dalam kolom kredit neraca saldo.
4)    Saldo normal dari akun-akun tersebut adalah:

Posting jurnal ke buku besar



Buku besar merupakan kesatuan akun yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Sedangkan akun (perkiraan) adalah formulir untuk mencatat setiap perubahan jenis harta, utang, dan modal yang ditimbulkan oleh transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akun ini berbentuk formulir kartu atau lembaran.
1.    Bentuk-Bentuk Akun (Perkiraan)
Bentuk akun terdiri dari bentuk “T”, bentuk dua kolom, bentuk tiga kolom, dan bentuk empat kolom. Bentuk masing-masing akun tersebut adalah sebagai berikut.

a.    Bentuk “T”
b.    Bentuk 2 kolom
c.    Bentuk 3 kolom
d.    Bentuk 4 kolom
                       
Penjelasan mengenai bentuk akun di atas sebagai berikut.
a.     Nama akun diisi dengan nama akun. Misalnya akun kas, modal dan lainnya.
b.     Nomor akun diisi dengan nomor kode yang telah ditetapkan untuk akun tersebut. Misalnya akun kas dengan kode 101, akun modal dengan kode 301.
c.     Kolom tanggal diisi dengan tanggal terjadinya transaksi. Tanggal transaksi ini sudah dicatat di dalam jurnal, maka mengisinya harus sesuai dengan tanggal jurnal.
d.     Kolom keterangan diisi dengan keterangan singkat mengenai transaksi tersebut dan penjelasan singkat ini sudah dibuat dalam jurnal.
e.     Kolom ref. diisi dengan halaman jurnal dari mana transaksi tersebut dipindahkan.
f.     Kolom debet dan kredit diisi dengan jumlah transaksi tersebut yang terdapat dalam jurnal.

2.    Cara Posting ke Buku Besar (Pemindahbukuan)
Sesudah setiap transaksi dijurnal, kemudian catatan jurnal tersebut dipindahkan ke akun buku besar. Langkah-langkah pemindahbukuan dari jurnal ke akun buku besar adalah sebagai berikut.
1)     Pindahkan tanggal yang terdapat dalam jurnal ke kolom tanggal pada akun,
2)     Pindahkan keterangan singkat yang terdapat pada kolom jurnal ke dalam keterangan pada akun,
3)     Pindahkan halaman jurnal ke kolom ref. di akun, bersama itu terdapat catatan nomor kode akun pada kolom ref. jurnal,
4)     Pindahkan jumlah debet dari jurnal ke kolom debet akun danjumlah kredit jurnal ke kredit akun yang bersangkutan.

Kegiatan ini disebut pemindahbukuan (posting). Bagaimana hubungan antara jurnal akun dan proses pemindahbukuan ke buku besar dapat digambarkan sebagai berikut.
a.     Untuk akun 2 kolom

b.     Untuk akun 4 kolom

Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini adalah contoh posting jurnal umum “Central Komputer” ke dalam buku besar.

Menjurnal transaksi keuangan



Transaksi yang terjadi dalam perusahaan dianalisis untuk menentukan akun apa yang terlibat, berapa besarnya pertambahan/pengurangan yang terjadi. Selanjutnya hasil analisis dicatat dalam buku harian. Catatan dalam buku harian ini kemudian dijurnal. Jurnal adalah buku harian untuk mencatat transaksi keuangan secara kronologis (menurut urutan tanggal) ke dalam kelompok akun debet dan akun kredit.

1.     Fungsi Jurnal
a.     Fungsi historis
    Jurnal merupakan tempat mencatat menurut urutan tanggal terjadinya transaksi dan kejadian.
b.    Fungsi mencatat
    Jurnal akan mencatat semua transaksi dan kejadian di dalam perusahaan.
c.    Fungsi analisis
    Analisis dalam jurnal akan menghasilkan berapa jumlah debet dan kredit.
d.    Fungsi instruksi
    Jurnal memerintahkan pencatatan debet dan kredit dalam buku besar sesuai dengan jumlahnya.
e.    Fungsi informatif
    Jurnal memberi keterangan tentang kegiatan perusahaan sehari-hari.

2.    Kegunaan Jurnal
Jurnal berguna untuk menjembatani pencatatan transaksi dari buku harian ke akun buku besar dan mengontrol keseimbangan jumlah-jumlah debet dan kredit.

3.    Jenis Jurnal
Jurnal terdiri dari jurnal umum dan jurnal khusus (akan dibahas pada bab berikutnya). Dalam jurnal umum, dapat juga dicatat jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal balik.

4.    Bentuk Jurnal Umum
Halaman: (g)

Keterangan:
a.     Tanggal
    Kolom ini digunakan untuk mencatat tanggal, bulan, dan tahun dari setiap transaksi.
b.     Kolom No. Bukti
    Kolom ini diisi dengan nomor bukti transaksi yang merupakan dasar pencatatan.
c.     Kolom Akun Keterangan
    Kolom ini diisi dengan nama akun dari setiap transaksi yang didebet maupun dikredit disertai dengan keterangan singkat dari transaksi tersebut.
d.     Kolom Referensi (Ref)
    Kolom ini diisi dengan nomor kode akun/perkiraan yang didebet maupun kode akun yang dikredit.
e.     Kolom Debet
    Kolom ini diisi dengan jumlah yang seharusnya didebet.
f.     Kolom Kredit
    Kolom ini diisi dengan jumlah yang seharusnya dikredit.
g.     Halaman
    Setiap halaman jurnal diberi nomor urut yang akan digunakan untuk referensi (acuan) dalam memindahbukukan ke buku besar.

    Contoh:
    Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi dalam usaha jasa servis komputer “Central Komputer” yang dimiliki oleh Tn. Rizwan selama bulan Desember 2004.

Des



2004

3




4


5

6



7



9

10

11



12

13

15

16

17

18

20

21

23

26

27

28

29

30

Diterima dari Tn. Rizwan sebagai penanaman modal dalam usahanya “Central Komputer” berupa uang tunai sebesar Rp.15.000.000,00 dan peralatan komputer senilai Rp.4.000.000,00

Dibayar persekot asuransi untuk masa 1 tahun terhitung mulai bulan Desember 2004 sebesar Rp.240.000,00
Dibeli perlengkapan komputer seharga Rp.3.000.000,00 dengan tunai
Dibeli secara kredit dari agen PT. Multimedia, peralatan komputer seharga Rp.4.500.000,00
Sebagai pembayaran pertama dibayar tunai Rp.500.000,00
Permohonan Kredit Investasi Kecil dari Tuan Rizwan telah disetujui oleh bank BRI dan diambil hari ini juga secara tunai sebesar Rp.10.000.000,00

Diterima tunai dari Mr. Roman sebagai servis komputernya sebesar Rp.1.500.000,00
Dibayar sewa ruangan untuk 1 tahun Rp.1.500.000,00 terhitung sejak bulan Desember 2004
Diterima uang tunai Rp.350.000,00 untuk penyelesaian jasa servis jaringan senilai Rp.850.000,00 sisanya dibayar 10 hari kemudian
        
Dibayar biaya kebersihan, keamanan, dan perizinan sebesar Rp.450.000,00
Pembayaran rekening listrik dan telepon sebesar Rp.275.000,00
Dibayar gaji karyawan 2 mingguan sebesar Rp.500.000,-
Diserahkan rincian biaya servis printer yang telah selesai ke PT. KBE senilai Rp.600.000,00
Biaya pemasangan iklan selama 1 bulan di harian umum “M” sebesar Rp.150.000,00
Diterima pembayaran jasa servis 4 unit komputer sebesar Rp.750.000,00
Diterima pelunasan jasa servis tanggal 11 Desember 2004 senilai Rp.500.000,00
Tn. Rizwan mengambil uang tunai dari kas untuk kepentingan pribadi sebesar Rp.350.000,00
Diterima jasa servis hardisk dan monitor sebesar Rp.1.550.000,00
Biaya makan-minum untuk menjamu mitra bisnis Central Komputer Rp.125.000,00
Pembelian perlengkapan servis printer sebesar Rp.2.000.000,00
Pembayaran sebagian hutang kepada PT Multimedia sebesar Rp.1.000.000,00
Diterima Rp.2.250.000,00 dari PT. Atlas untuk jasa servis 5 buah komputer
Pembayaran gaji karyawan untuk 2 minggu terakhir sebesar Rp.500.000,00

Dari transaksi-transaki di atas, maka jurnal umum yang dibuat adalah sebagai berikut.

Menganalisis bukti transaksi keungan /bukti pencatatan



Sebelum bukti pencatatan dicatat ke buku jurnal, terlebih dahulu bukti tersebut dianalisis pengaruhnya terhadap harta, utang, dan modal. Dalam perusahaan besar, pencatatan transaksi dengan menggunakan persamaan akuntansi kurang efektif dan dapat menimbulkan kesulitan apabila perusahaan itu semakin berkembang. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dibuat suatu sistem pencatatan dengan menggunakan akun. Akun tersebut dapat dikelompokkan atas beberapa kelompok akun yang terdiri dari harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Kumpulan dari akun-akun tersebut dinamakan buku besar. Dengan menggunakan akun buku besar ini, pencatatan transaksi akan lebih sistematis dan akurat.
Akun adalah formulir tempat mencatat transaksi yang dapat mempengaruhi (bertambah atau berkurangnya) harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Dengan adanya aturan mendebet dan mengkredit ini, penambahan dan pengurangan yang terjadi dalam akun yang bersangkutan dapat dinyatakan dengan mendebet dan mengkredit akun-akun tersebut. Untuk akun neraca, mekanisme debet dan kreditnya dapat digambarkan sebagai berikut.

Aturan mendebet dan mengkredit akun-akun pendapatan dan beban yang disebut dengan akun-akun pembantu modal akan diilustrasikan bersama dengan akun modalnya dalam bagan berikut ini:

Setiap transaksi harus dikelompokkan ke dalam berbagai jenis akun terlebih dahulu sebelum dicatat ke dalam jurnal sehingga lebih mudah dalam melakukan pencatatan. Setiap saat, saldo akun akan selalu berubah. Perubahan saldo akun akibat bertambah dan berkurangnya nilai akun bisa diilustrasikan sebagai berikut.

Mekanisme Debet dan Kredit

Menyusun laporan keuangan (laba/rugi, perubahan modal, neraca, dan arus kas)



Pada akhir bulan Januari Tuan Rizky ingin mengetahui apakah perusahaan jasa servis yang dijalankannya menunjukkan kemajuan atau sebaliknya.. Berapakah laba yang ia peroleh? Bagaimana posisi keuangan perusahaan pada akhir bulan dan apakah modalnya bertabah?.Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan laporan keuangan.
Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada akhir peiode akuntansi dan kinerja keuangan selam periode tersebut.
Laporan keuangan sebuah perusahaan perorangan terdiri dari:
1.    Neraca (balance sheet)
2.    Perhitungan rugi laba (income statement)
3.    Laporan perubahan modal (statement of owners equity/capital statement)
4.    Laporan arus kas

Untuk menyusun laporan keuangan perusahaan Tuan Rizky, kita ambil persamaan akuntansi selama bulan Januari 2004.

1. Laporan Rugi Laba
Perusahaan Servis Rizky
Laporan Rugi/Laba
Untuk bulan yang berakhir 31 Januari 2004

Pendapatan Usaha
    Pendapatan Jasa        Rp. 8.250.000,00
Beban Usaha
    Beban Gaji    Rp.1.500.000,00
    Beban perlengkapan    Rp. 500.000,00
    Beban Iklan    Rp. 150.000,00
    Beban Sewa    Rp.1.000.000,00
    Macam-macam
    beban umum    Rp. 250.000,00
    Jumlah beban Usaha        Rp. 3.400.000,00
    Laba(Rugi) bersih
    sebelum pajak         Rp. 4.850.000,00
    Pajak penghasilan        Rp. 135.000,00
    Laba bersih setelah pajak        Rp. 4.715.000,00


2.     Laporan Perubahan Modal
Perusahaan Servis Rizky
Laporan Perubahan Modal
Untuk bulan yang berakhir 31 Januari 2004

Modal Rizky tgl 1 Januari 2004        Rp.40.000.000,00
Laba (rugi) Bersih
setelah Pajak    Rp. 4.715.000,00

Investasi tambahan     Rp. 4.715.000,00
Pengambilan Prive Rizky    Rp. 1.500.000,00
Penambahan (pengurangan modal)     Rp. 3.215.000,00
Modal Rizky tanggal 31 Januari 2004    Rp.43.215.000,00

3. Neraca
Perusahaan Servis Rizky
Neraca
Untuk bulan yang berakhir 31 Januari 2004

4.     Laporan Arus Kas
Perusahaan Servis Rizky
Laporan Arus Kas
Per 31 Januari 2004

Sumber kas dari:
1.    Pendapatan jasa    Rp. 4.715.000,00
2.    Setoran modal pemilik    Rp.40.000.000,00
                Rp.44.715.000,00
Penggunaan Kas untuk:
Pembelian peralatan    Rp.3.000.000,00
Prive        Rp.1.500.000,00
Pembayaran utang    Rp. 500.000.00
Pembayaran gaji    Rp.1.500.000,00
            Rp. 6.500.000,00
Saldo Kas        Rp.38.215.000,00

Macam-macam bukti transaksi


Bukti transaksi terdiri dari enam macam, yaitu kuitansi (official receive), faktur (invoice), nota kontan, nota kredit, bukti memorial, dan rekening koran bank. Uraiannya sebagai berikut.
1)    Kuitansi (Official receive)
        Kuitansi adalah bukti transaksi penerimaan uang untuk pembayaran sesuatu barang atau jasa. Kuitansi dibuat dan ditandatangani oleh orang yang melakukan pembayaran.
        Dalam prakteknya, disamping kuitansi, transaksi pembayaran kas didukung oleh bukti kas keluar dan penerimaan kas didukung oleh bukti kas masuk. Jika pembayaran dilakukan melalui bank, transaksi akan dilengkapi pula dengan bukti cek.

2)    Faktur (Invoice)
        Faktur adalah bukti transaksi untuk penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit. Bukti ini dikeluarkan oleh pihak penjual faktur berupa faktur penjualan.
Faktur biasanya menginformasikan:
a)    Nama dan alamat penjual,
b)    Nomor faktur,
c)    Nama dan alamat pembeli,
d)    Tanggal pesanan,
e)    Tanggal pengiriman,
f)    Syarat pembayaran,
g)    Keterangan mengenai barang (jenis barang, kuantitas, harga satuan, dan jumlah harga).

Agar lebih jelas, perhatikanlah contoh faktur berikut ini!

3)    Nota kontan
        Nota kontan adalah bukti transaksi untuk penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara tunai, yang dikeluarkan oleh penjual.
        Seperti halnya faktur, lembar pertama (asli) diserahkan kepada pembeli, dan copynya disimpan pihak penjual sebagai bukti transaksi penjualan tunai. Nota kontan biasanya berisi informasinama perusahaan yang mengeluarkan nota, nomor nota, tanggal transaksi, jenis barang, banyaknya barang, harga satuan, dan jumlah harga.
        Untuk mengetahui bentuk ini secara lebih jelas, perhatikanlah contoh nota kontan berikut ini!
   
4)    Nota kredit
        Nota Kredit adalah bukti transaksi penerimaaan kembali barang yang telah dijual. Nota kredit juga merupakan bukti persetujuan dari pihak penjual atas permohonan pengurangan harga dari pihak pembeli bila barang yang diterima sebagian rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
        Pembeli dapat juga menyampaikan sebuah nota kepada penjual yang berisi informasi pengiriman kembali barang yang rusak atau permintaan pengurangan harga. Nota tersebut disebut nota debet.
        Untuk mengetahui bentuk dari bukti ini, perhatikan contoh nota kredit berikut ini.

Toko Warna        Nomor    :    ………..
Jl. Gedebage 207    Tanggal    :    .……….
Bandung

NOTA KREDIT

Kepada
Yth…………….
…………………

Kami mengkredit perkiraan Tuan atas barang-barang yang kami terima kembali:

No.
Nama Barang
Banyak-nya
Harga
Satuan
Jumlah       

Dibuat
Mengetahui

                                Hormat Kami,

5)    Bukti memorial
        Bukti memorial (memo) adalah bukti transaksi intern atas pembagian kembali beban yang terjadi dalam perusahaan, seperti beban penyusutan aktiva tetap, penghapusan piutang tak tertagih, dan sebagainya.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut!

6)    Rekening koran bank
        Rekening koran adalah bukti mutasi kas di bank yang disusun oleh bank untuk para nasabahnya.
        Rekening koran ini dari segi akuntansi digunakan sebagai dasar penyesuaian pencatatan antara saldo kas menurut perusahaan dan saldo kas menurut bank. Agar lebih jelas, perhatikanlah contoh rekening koran bank berikut.

Fungsi bukti transaksi


Sesuai dengan kejadiannya, transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat digoongkan menjadi dua:
1)    Transaksi intern, yaitu transaksi yang terjadi di dalam perusahaan.
2)    Transaksi ektern, yaitu transaksi yang terjadi dengan pihak di luar perusahaan.

Terjadinya kedua transaksi tersebut akan membawa perubahan terhadap posisi harta, kewajiban, dan modal dalam perusahaan. Perubahan tersebut akan mempengaruhi keseimbangan dalam persamaan dasar akuntansinya.
Agar lebih mempermudah pencatatan setiap transaksi yang terjadi, dipergunakanlah bukti transaksi. Bukti transaksi yang melengkapi setiap transaksi yang terjadi merupakan dokumen dasar bagi pencatatan akuntansi. Oleh sebab itu, masing-masing dokumen memiliki fungsi yang penting dalam kegiatan akuntansi.
Fungsi bukti transaksi dalam kegiatan akuntansi adalah sebagai berikut:
1)    Sebagai media yang berisikan data informasi keuangan,
2)    Sebagai dasar pencatatan akuntansi,
3)    Untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas timbulnya transaksi,
4)    Untuk mengurangi kemungkinan kesalahan atau kekeliruan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan,
5)    Untuk menghindari terjadinya duplikasi dalam pengumpulan data keuangan,
6)    Untuk dapat memenuhi fungsi tersebut, bukti transaksi yang ada haruslah bermacam-macam jenis. Dengan demikin, satu jenis transaksi didukung oleh bukti transaksi tertentu.

Pengkodean Rekening

Pengkodean Rekening

Dalam perusahaan berskala besar, transaksi keuangan banyak dilakukan dan dicatat untuk dikelompokkan berdasarkan sifatnya. Untuk memudahkan dalam pengelompokan, transaksi-transaksi ini dalam buku besar diberi nomor dan dimungkinkan dibuat indeks sebagai nomor referensi. Nomor-nomor ini disebut dengan kode perkiraan (account code). Fungsi kode akun adalah untuk memudahkan pencatatan ke dalam setiap perkiraan, dapat merahasiakan hal-hal yang tidak perlu diketahui pihak luar perusahaan, dan memudahkan untuk mengenal apakah suatu perkiraan termasuk dalam golongan harta, utang, modal, pendapatan ataukah beban. Kode rekening harus membantu memudahkan pencatatan, pengelompokan dan penyimpanan setiap perkiraan.
Kode rekening harus mempunyai sifat-sifat:
1.    Mudah diingat,
2.    Sederhana dan singkat,
3.    Konsisten.

Selain itu, harus memungkinkan adanya penambahan rekening baru tanpa mengubah kode rekening yang sudah ada.

1.    Macam-Macam Kode Rekening
    Kode rekening dibagi menjadi empat macam sistem, yaitu sistem kode numeral, desimal, mnemonik, dan akun dengan sistem kode huruf dan angka.

a.     Sistem kode numeral       
Kode numeral yaitu pemberian kode rekening berdasarkan nomor secara berurutan. Nomor kode dapat dimulai dari angka 1, 2, 3, dan seterusnya.

Contoh Sistem Kode Numeral:

Kode Rekening

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11
12
13
14

15
16
17

18
19

20
21
22
23
Nama Perkiraan
Harta
    Kas
    Wesel Tagih
    Piutang Usaha
    Biaya dibayar di muka
    Perlengkapan
    Peralatan
    Akumulasi Penyusutan      Peralatan
    Tanah
    Gedung
    Akumulasi Penyusutan Gedung
Kewajiban
    Wesel Bayar
    Utang Usaha
    Utang Gaji
    Utang Bank
Modal
    Modal Reni
    Modal Cefy
    Modal Deden
Pendapatan
    Pendapatan Usaha
    Pendapatan Sewa
Beban
    Beban gaji
    Beban Perlengkapan
    Beban Penyusutan Peralatan
    Beban listrik, air, telepon
   
b.     Sistem Kode Desimal
1)    Kode Blok
Kode blok adalah cara pengkodean di mana setiap kelompok rekening diberi satu blok kode. Misalnya, rekening harta diberi nomor 100 sampai dengan 199, rekening Utang diberi nomor 200 sampai dengan 299.

Contoh Kode Blok:

Nomor Kode
100 - 199
100 - 149
101
102
150 - 179
151
200 - 299
200 - 249
201
250 - 299
251
300 - 399
301
400 - 499
400 - 449
401
450 - 499
451
500 - 599
500 - 549
501
550 - 599
Perkiraan
Harta
Harta Lancar
Kas
Piutang Usaha
Harta Tetap
Peralatan
Utang
Utang Lancar
Wesel Bayar
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi
Modal
Modal Harianto
Pendapatan
Pendapatan Usaha
Penjualan Barang
Pendapatan di luar Usaha
Pendapatan Sewa
Beban
Beban Usaha
Beban Gaji
Beban di luar Usaha


2)    Kode kelompok (Group code)
Dalam metode ini, perkiraan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Misalnya kelompok harta dibagi menjadi beberapa golongan dan setiap golongan dapat dibagi menjadi beberapa subgolongan. Kode angka dimulai dari angka 0 sampai 9 atau dari 1 sampai 9. Setiap posisi angka mempunyai arti sendiri. Misalnya suatu perkiraan diberi kode yang terdiri dari empat angka, maka arti dari setiap posisi angka adalah:

Berikut contoh lengkap klasifikasi suatu perusahaan beserta kode perkiraan berdasarkan Sistem Kode Kelompok.
1    Aktiva
    1.1    Aktiva Lancar
        1.1.1    Kas dan Bank
            1.1.1.1    Kas
            1.1.1.2    Kas Kecil
            1.1.1.3    Bank Rakyat Indonesia
        1.1.2    Surat-Surat Berharga
            1.1.2.1    Saham Biasa
            1.1.2.2    Saham Prioritas
            1.1.2.3    Obligasi
        1.1.3    Piutang
            1.1.3.1    Wesel Tagih
            1.1.3.2    Piutang Usaha
            1.1.3.3    Cadangan Piutang Ragu-Ragu
        1.1.4    Persediaan
            1.1.4.1    Persedian Bahan   
            1.1.4.2    Persedian Barang Dagangan
        1.1.5    Biaya dibayar di muka
            1.1.5.1    Asuransi dibayar di muka
            1.1.5.2    Sewa dibayar di muka
    1.2    Investasi Jangka Panjang
            1.2.0.1     Investasi Saham
            1.2.0.2     Investasi Obligasi
            3.3.3.3    Investasi Lain-lain
    1.3    Aktiva Tetap
        1.3.1     Harga Perolehan
            1.3.1.1     Tanah
            1.3.1.2     Gedung
            1.3.1.3     Kendaraan
        1.3.2     Akumulasi Penyusutan
            1.3.2.1     Akumulasi Penyusutan Gedung
        1.3.2.2     Akumulasi Penyusutan Kendaraan
2    Hutang
    2.1    Hutang Lancar
        2.0.0    Hutang dari Pembelian
            2.0.0.1    Hutang Wesel
            2.0.0.2    Hutang Usaha
        2.0.1    Biaya yang masih harus dibayar
            2.0.1.1    Upah yang masih harus dibayar
            2.0.1.2    Sewa yang masih harus dibayar
    2.2     Hutang Jangka panjang
            2.2.0.1     Hutang Obligasi
            2.2.0.2     Hutang Hipotik
3     Modal
            3.0.0.1     Modal Pemilik
            3.0.0.2     Deviden/Pengambilan pemilik
4     Penghasilan
            2.0.1.3    Penjualan Barang
            2.0.1.4    Penjualan Jasa
5     Biaya Usaha
            5.0.0.1     Gaji dan Upah
            5.0.0.2     Biaya Perlengkapan
            5.0.0.3     Biaya Iklan
            5.0.0.4     Biaya Asuransi
6     Pendapatan dan Biaya

3.     Sistem Kode Mnemonik
Kode mnemonik adalah cara pengkodean akun dengan menggunakan huruf tertentu. misalnya akun harta dengan kode “H” akun utang dengan huruf “U”, dan akun modal dengan huruf “M”.

Contohnya sebagai berikut.

Kode Akun
H
H.L
H.L.K
H.L.P
H.T
H.T.P
U
U.L
U.L.W
U.L.U
M
M.P.
M.P.S
M.P.P
P
P.U
P.U.S
B
B.U
B.U.G
Kelompok Akun
Harta





Utang



Modal



Pendapatan


Beban


Golongan Akun

Harta Lancar


Harta Tetap


Utang Lancar



Modal Pemilik



Pendapatan Usaha


Beban Usaha

Jenis Akun


Kas
Piutang usaha

Peralatan Kantor


Wesel bayar
Utang usaha


Modal Sri
Prive Sri


Pend. Salon


Beban Gaji


4.     Sistem Kode Akun dengan Sistem Kombinasi Huruf dan Angka
Sistem kombinasi huruf dan angka adalah cara pengkodean dengan kombinasi antara huruf dan angka. Misalnya akun harta dengan huruf “H” dan akun kas dengan menggunakan “angka”, jika digabungkan menjadi H.L.101.

Contoh sistem kombinasi huruf dan angka sebagai berikut.

Kode Akun
H
H.L
H.L.101
H.L 102
H.T
H.T.101
H.T.102
U
U.L
U.L.101
U.L.102
M
M.P
M.P.101
M.P.102
P
P.4
P.4.101
B
B.4
B.4.101
Kelompok Akun
Harta






Utang



Modal



Pendapatan


Beban


Golongan Akun

Harta Lancar


Harta Tetap



Utang Lancar



Modal Pemilik


Pendapatan Usaha


Beban Usaha

   
Jenis Akun


Kas
Piutang usaha

Peralatan
Gedung

Wesel bayar
Utang usaha

Modal ….
Prive….


Pend. Salon


Beban Gaji

Unsur-unsur dalam neraca dan laporan rugi laba



Unsur-unsur utama dalam neraca, seperti pengertiannya, terdiri dari harta, utang, dan modal. Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing pengertian dari unsur-unsur tersebut.
1.     Unsur-Unsur Neraca
a.     Harta/Aktiva/Asset
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan diharapkan manfaatnya di masa mendatang.
1)    Aktiva lancar (Current Asset)
    Aktiva lancar adalah uang tunai yang ada di perusahaan maupun yang disimpan di bank, aktiva yang diharapkan menjadi uang, dijual atau dikonsumsikan dalam jangka waktu/dalam siklus akuntansi normal.
a)    Kas (Cash) adalah jumlah uang yang tersedia baik di dalam kas perusahaan maupun uang yang disimpan di bank.
b)    Surat berharga (Marketable Securities) adalah pemilikan surat-surat berharga yang bersifat sementara sehingga setiap saat dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan uang perusahaan.
c)    Wesel tagih (Note Receivable) adalah janji dari seseorang berupa pernyataan kesanggupan untuk membayar pada waktu tertentu secara tertulis.
d)    Piutang dagang (Account Receivable) adalah suatu tagihan terhadap perusahaan atau orang-orang tertentu yang timbul akibat penjualan barang dagangan dengan kredit atau tagihan yang disebabkan perusahaan telah memberikan jasa tertentu.
e)    Persediaan barang (Merchandise Inventory) merupakan barang yang dibeli/dibuat oleh perusahaan untuk dijual kembali.
f)    Beban dibayar di muka (Prepaid Expenses) adalah jumlah biaya yang dibayar dahulu dengan syarat melebihi jangka waktu pembukuan, digolongkan sebagai harta/aktiva. Yang termasuk prepaid expenses adalah asuransi dibayar di muka dan sewa dibayar di muka.
g)    Perlengkapan (Supplies) adalah perlengkapan yang terdiri dari perlengkapan toko/pabrik dan perlengkapan kantor. Yang tergolong persediaan perlengkapan toko antara lain plastik, dus untuk menjual barang dagangan, dan perlengkapan kantor seperti alat tulis-menulis, amplop, dan perangko.
2)    Investasi (Investment)
    Investasi adalah bentuk penyertaan jangka panjang atau diarahkan untuk menguasai perusahaan lain dan tidak dimaksudkan untuk menjualnya kembali dalam waktu dekat. Contohnya investasi saham, investasi obligasi dan investasi tanah.
3)    Aktiva tetap (Fixed Asset)
    Aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau apabila jangka waktu perputarannya lebih dari satu tahun. Aktiva tetap umumnya tidak dimaksudkan untuk dijual kembali melainkan digunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan.
    Aktiva tetap ini memiliki umur ekonomis sehingga terdapat penyusutan.
a)    Peralatan toko (Store equipment) meliputi aktiva yang umurnya lama, seperti lemari etalase dan meja tempat pembayaran.
b)    Peralatan kantor (Office equipment) meliputi peralatan kantoryang dapat dipergunakan dalam jangka waktu relatif panjang, seperti kursi, meja, lemari, mesin tik, dan komputer.
c)    Peralatan untuk pengangkutan (Delivery equipment), yaitu peralatan yang digunakan untuk mengangkut barang-barang, seperti mobil, motor, dan truk.
d)    Bangunan (Building), yaitu bangunan gedung yang dimiliki (hak milik) perusahaan, seperti bangunan pabrik, gudang, toko, dan bangunan kantor.
e)    Tanah (Land) adalah nilai tanah yang dimiliki perusahaan tempat beroperasinya perusahaan. Tanah merupakan jenis aktiva tetap yang tidak ada penyusutannya.    

1)    Aktiva tidak berwujud
    Aktiva tidak berwujud adalah harta atau hak yang sifatnya jangka panjang, tetapi tidak ada wujudnya. Misalnya goodwill, hak paten, hak cipta, dan hak merk dagang.
a)    Goodwill adalah suatu keistimewaan yang dimiliki perusahaan yang ditimbulkan akibat nama baik, organisasi yang baik, letak yang strategis, dan keistimewaan lainnya.
b)    Hak patent adalah hak untuk memproduksi barang yang mempunyai karekteristik tertentu yang diberikan oleh pemerintah serta dilindungi oleh undang-undang.
c)    Hak cipta adalah hak untuk menerbitkan dan mengedarkan hasil karya seni, musik atau karya ilmiah. Misalnya bila perusahaan membeli hak pengarang dan penerbitan buku.
d)    Merk dagang adalah hak perusahaan untuk mencantumkan merek dagang barang tertentu yang telah terdaftar dan dilindungi oleh undang-undang.

b.     Kewajiban (Liabilities)
Kewajiban adalah tuntutan pihak ketiga kepada perusahaan yang umumnya di dalam neraca diikuti dengan kata ‘payable’. Kewajiban diklasifikasikan menurut urutan jatuh temponya.
1)    Kewajiban lancar (Current liabilities)
    Kewajiban lancar adalah hutang jangka pendek yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun atau dalam siklus akuntansi normal.
a)    Promes bayar (Notes payable), merupakan surat janji yang diberikan oleh perusahaan pertanda adanya kesanggupan perusahaan untuk melunasi hutang pada waktu yang ditentukan di dalam surat tersebut.
b)    Hutang dagang (Account payable), kewajiban yang timbul akibat membeli barang dagangan, peralatan atau menerima jasa dari pihak ketiga.
c)    Rekening yang masih harus dibayar (Account liabilities), adalah beban-beban yang masih harus dibayar dikarenakan prestasinya sudah diterima, misalnya hutang gaji, hutang listrik dan telepon.
2)    Kewajiban jangka panjang (Long-term Liabilities)
    Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang akan dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. Misalnya pinjaman obligasi (bond) dan hipotik (mortgage payable).
a.     Modal (Capital)
    Modal adalah hak pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan. Untuk perusahaan perseroan, modal terdiri dari modal saham (capital stock), premi, dan laba yang ditahan (retained earning).

2.     Unsur-Unsur Laporan Rugi Laba
Dari pengertian laporan rugi laba diperoleh unsur-unsurnya yaitu:
a.     Pendapatan (Revenue)
    Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagang/jasa atau aktivitas usaha lainnya di dalam suatu periode. Tidak termasuk dalam pengertian pendapatan adalah peningkatan aktiva perusahaan yang timbul dari pembelian harta, investasi oleh pemilik, pinjaman atau koreksi rugi-laba periode lalu.
b.     Beban (Expenses)
    Istilah beban dapat dinyatakan sebagai biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan di dalam usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode atau yang sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya. Yang dimaksud dengan biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa. Contohnya:
1)    Biaya gaji (Salary Expense)
2)    Biaya sewa (Rent Expense)
3)    Biaya penyusutan (Depreciation Expense)
4)    Biaya bahan baku (Material Expense)
5)    Biaya gaji (Salaries Expense)

Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan umum laporan keuangan adalah:
a.    Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan,
b.    Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba,
c.    Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba,
d.    Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivita pembiayaan dan investasi,
e.    Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

Jenis Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi keuangan yang dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Hal-hal yang termuat dalam laporan keuangan adalah harta, utang, modal, dan seluruh hasil operasi serta beban yang dikeluarkan pada kegiatan untuk periode tertentu dalam rangka memperoleh laba.
Jenis-jenis laporan keuangan, yaitu neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahan modal. Diuraikan seperti dibawah ini.
a.     Neraca
    Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai keadaan harta, utang, dan modal suatu perusahaan pada saat tertentu.
b.     Laporan laba-rugi
    Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai seluruh hasil operasi (pendapatan) dan beban yang dikeluarkan (beban usaha) dalam kegiatan untuk suatu periode tertentu dalam rangka memperoleh laba.
c.     Laporan perubahan modal
    Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama periode tertentu.
d.     Laporan arus kas
    Laporan arus kas adalah laporan yang menjelaskan tentang arus kas yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Berdasarkan laporan arus kas ini akan diperoleh informasi keuangan untuk digunakan dalam mengevaluasi kegiatan manajemen seperti operasional, pendanaan, investasi, dan untuk melakukan perkiraan/perencanaan arus kas perusahaan di masa yang akan datang.

Sifat Laporan Keuangan


Laporan keuangan agar dapat bermanfaat bagi pemakainya, harus memiliki sifat:
a.     Relevan
    Artinya relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
b.     Dapat dimengerti
    Artinya informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
c.     Daya uji
    Artinya informasi tersebut harus harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
d.     Netral
    Artinya informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
e.     Tepat waktu
    Artinya laporan tersebut harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
f.     Daya banding
    Artinya informasi tersebut akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya.
g.     Lengkap
    Artinya laporan tersebut harus memenuhi sifat-sifat yang telah disebutkan di atas, agar dapat digunakan oleh pemakainya.

asas DASAR AKURAL (accural basic), DASAR KAS (cash basic), KONSEP kesatuan usaha, KESINAMBUNGAN (going concern), peRbandingan pengeluaran beban dengan penghasilan (matching concept) dan harga perolehan (COST) serta implikasinya.



Konsep dasar akuntansi merupakan landasan yang berlaku umum sehingga diperoleh suatu kesatuan analisis, pandangan, dan pendapat baik oleh penyaji informasi keuangan maupun pihak-pihak yang memerlukannya. Konsep dasar akuntansi meliputi:
1.     Dasar Akural (Accrual Basic)
    Pada kosep dasar akural, suatu persitiwa usaha langsung diamati dandikaitkan dengan waktu terjadinya peristiwa. Bila peristiwanya sudahterjadi, pengaruhnya sudah harus diakui tanpa memperhatikan pembayarannya sudah dilakukan atau belum.
2.     Dasar Kas (Cash Basic)
    Transakasi atau persitirwa ekonomi diakui pada saat terjadinya pembayaran atau penerimaan kas, dan dicatat dalam buku akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada waktu/periode transaksi kas berlangsung.
3.     Konsep Kesatuan Usaha
    Konsep kesatuan usaha adalah informasi keuangan perusahaan yang hanya menginformasikan masalah keuangan perusahaan itu sendiri. Keuangan perusahaan terpisah dari pemilik, keuangan karyawan, dan dari keuangan para direksi. Dengan demikian, perusahaan dianggap sebagai badan atau organisasi yang berdiri sendiri.
4.     Kesinambungan (Going Concern)
    Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya berusaha berjalan terus-menerus sepanjang masa. Dalam proses usaha tersebut, senantiasa dibuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang disusun secara periodik dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi kemajuan atau kemunduran usaha. Dengan membandingkan laporan keuangan dari suatu periode ke periode lainnya, dapat diperoleh suatu data akurat menganai naik turunnya pendapatan dan beban. Dari perbandingan laporan keuangan itu, jika dipandang perlu dibuatlah strategi dan kebijaksanaan untuk pengembangan usaha.
5.     Penetapan Beban dan Pendapatan (Matching Concept)
    Penetapan beban dan pendapatan perusahaan hanya diakui dalam periode yang bersangkutan sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah direalisasikan. Perhitungan laba rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam jangka waktu yang tertentu atau periode tertentu.
6.     Harga Perolehan (Cost)
    Transaksi usaha yang terjadi dalam pembelian yang dilakukan perusahaan dicatat sebesar harga perolehan barang tersebut. Misalnya, dibeli sebuah mesin seharga Rp.10.000.000,-. Mesin tersebut kemudian dipasang di pabrik. Ternyata masih dikeluarkan beban pemasangan mesin sebesar Rp.1.200.000,-. Maka, harga perolehan menjadi Rp.11.200.000,- (Rp.10.000.000,- + Rp.1.200.000,-). Nilai inilah yang dicatat dalam akuntansi. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh sebuah barang atau jasa dalam pertukaran.
7.     Periode Akuntansi
    Informasi keuangan perusahaan harus dilaporkan secara berkala, misalnya per tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan atau satu tahun. Pelaporan informasi keuangan secara berkala ini disebut periode akuntansi. Tujuan diadakannya pelaporan secara berkala ini adalah untuk menentukan strategi dan kebijakan perusahaan pada masa yang akan datang.
8.     Pengukuran Nilai Uang
    Transaksi-transaksi usaha harus dapat diukur dengan satuan uang tertentu. Demikian juga dengan harta, utang, dan modal yang terdapat dalam perusahaan. Dengan adanya pengukuran dengan nilai uang ini, maka seluruh kekayaan perusahaan dapat dihitung nilainya.

Dasar hukum pelaksanaan akuntansi bagi perusahaan di Indonesia

Dasar hukum pelaksanaan akuntansi bagi perusahaan di Indonesia

Dasar hukum pelaksanaan pembukuan perusahaan di Indonesia didasarkan pada Kitab KUHD (Undang-Undang Hukum Dagang) Pasal 6 yang mewajibkan tiap-tiap orang yang melakukan/menjalankan perusahaan harus menyelenggarakan pembukuan perusahaan seperti yang tercantum dalam ayat (1):
“Barang siapa menyelenggarakan perusahaan, wajib mencatat tentang kekayaan dan semua hal yang berhubungan dengan perusahaannya, menurut syarat-syarat perusahaannya mengadakan pencatatan sedemikian, sehingga sewaktu-waktu dari catatan yang diadakan dapat diketahui hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.”
Tujuan yang akan dicapai adalah untuk mendapatkan informasi tentang transaksi keuangan dan transaksi barang sehingga dapat ditentukan dengan tepat kebijaksanaan selanjutnya.
Kewajiban melaksanakan pembukuan bagi perusahaan ada hubungannya dengan pajak yang diatur dalam Pasal 28 UU No. 6 Tahun 1983 ayat (1) yang berbunyi:
“Orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia harus mengadakan pembukuan yang dapat menyajikan keterangan-keterangan yang cukup untuk menghitung penghasilan kena pajak atau harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, guna perhitungan jumlah pajak terutang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”

EtikaPprofesi Akuntan



Etika profesi akuntan di Indonesia dikeluarkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), sebagai organisasi profesi akuntan. Dalam kongresnyatahun 1973, IAI untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia. Kode etik ini kemudian disempurnakan dalam kongres IAI tahun 1981 dan kemudian diubah lagi dalam kongres IAI tahun 1986.
Kode etik profesi akuntan Indonesia secara umum di antaranya:
1.     Kepribadian Akuntan
a.    Setiap anggota harus selalu mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi serta hukum negara tempat ia melaksanakan pekerjaannya.
b.    Setiap anggota harus mempertahankan tingkat integritas dan objektivitas yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya.
c.    Untuk akuntan publik, mereka harus mempertahankan independensinya, yaitu bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain. Juga harus objektif yang berarti sikap tidak memihak dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan pribadi yang melekat pada fakta yang dihadapinya.
2.     Kecakapan Profesional
a.    Setiap anggota bertanggung jawab untuk meningkatkan kecakapan profesionalnya sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.
b.    Seorang anggota yang tidak bekerja sebagai akuntan publik tidak dibenarkan membeberkan pernyataan pendapat akuntan, kecuali akuntan yang menurut perundang-undangan yang berlaku diharuskan memberikan pernyataan pendapat akuntan.
3.     Tanggung Jawab
a.    Setiap akuntan wajib menjunjung tinggi tanggung jawab moral, sosial, dan professional.
b.    Setiap anggota harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama ia bekerja.
c.    Setiap anggota harus dapat mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.
4.     Pelaksanaan Kode Etik
a.    Wajib menghayati dan mengamalkan kode etik akuntan ini dengan penuh rasa tanggung jawab.
b.    Konsisten memelihara tetap dilaksanakannya kode etik ini.
c.    Harus berusaha untuk saling mengingatkan kepada sesama akuntan terhadap tindakan-tindakan yang dinilai kurang bermoral.
d.    Dengan kesadaran yang tinggi, wajib melaporkan setiap tindakan yang melanggar kode etik ini.

Profesi akuntan



Akuntan adalah orang yang ahli dalam bidang akuntansi. Profesi akuntan sama halnya seperti seorang dokter atau pengacara, hanya gerak penanganannya yang berbeda. Perkembangan pesat dari teori dan teknik akunting sekarang ini telah disertai dengan peningkatan jumlah akuntan-akuntan yang terlatih dan profesional.
Secara garis besar profesi akuntansi dapat digolongkan menjadi:
1.     Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik atau disebut juga akuntan eksternal adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Pemeriksaaannya biasanya dilakukan terhadap pertanggungjawaban keuangan dari pimpinan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan dan laporan lainnya. Akuntan ini bekerja secara bebasdan pada umumnya mendirikan kantor akuntan dengan izin dari departemen keuangan. Jasa yang dapat diberikan oleh akuntan publik meliputi:
a.    Jasa pemeriksaan (audit),
b.    Jasa perpajakan (tax services),
c.    Jasa konsultan manajemen (management advisor services),
d.    Jasa akuntansi (accounting services).
2.     Akuntan Manajemen (Internal Accountants)
    Akuntan manajemen atau intern adalah akuntan yang bekerja dalam satu perusahaanatau organisasi. Jabatan yang didudukinya mulai dari staf biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi, controller atau direktur keuangan. Adapun tugas yang dikerjakan oleh akuntan intern adalah:
a.    Penyusunan sistem akuntansi,
b.    Penyusunan laporan akuntansi kepada pihak-pihak di luar perusahaan,
c.    Penyusunan laporan akuntansi kepada pihak manajemen,
d.    Penyusunan anggaran,
e.    Menangani masalah perpajakan,
f.    Melakukan pemeriksaan intern.
3.     Akuntan Pemerintah
    Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah seperti departemen, badan pengawasan keuangan, dan badan pengawasan pembangunan serta direktorat jenderal pajak. Tugasnya adalah mengadakan pemeriksaan keuangan dan merencanakan suatu sistem yang dibutuhkan pemerintah pada waktu mengambil keputusan.
4.     Akuntan Pendidik
    Akuntan pendidik adalah seorang akuntan yang bertugas sebagai penyampai ilmu akuntansi kepada para siswanya dan melakukan penelitian guna mengembangkan ilmu akuntansi itu sendiri.

Spesialisasi Akuntansi

Dalam bidang akuntansi, terdapat beberapa spesialisasi yang khusus mempelajari secara lebih mendalam disiplin ilmu-ilmu tertentu. Hal ini timbul karena adanya kemajuan teknologi dan perekonomian yang mengakibatkan perlunya keahlian-keahlian di bidang khusus. Juga mengingat akan terbatasnya kemampuan seseorang untuk menguasai seluruh cabang ilmu secara mendalam.
Kecenderungan untuk spesialisasi disebabkan oleh perkembangan perusahaan, timbulnya sistem perpajakan baru, dan bertambahnya peraturan oleh pemerintah terhadap kegiatan perusahaan.
Bidang spesialisasi akuntansi antara lain sebagai berikut.
1.     Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
    Akutansi keuangan atau disebut juga akuntansi umum (general accounting). Bidang ini membicarakan bagaimana melakukan proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan dan selanjutnya menyajikan laporan keuangan terutama ditujukan pada pihak di luar perusahaan. Oleh sebab itu, akuntansi sangat penting dalam memberikan informasi baik untuk manajemen, kreditur, pemerintah atau badan lainnya.
2.     Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
    Pemeriikasaan akuntansi adalah kegiatan akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan secara bebas (independent) terhadap catatan-catatan dan laporan-laporan keuangan yang telah disajikan oleh akuntansi keuangan serta akhirnya mengeluarkan suatu pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Walaupun tujuan utama dilakukannya pemerikasaan adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat dipercaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur, atau peraturan serta efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan. Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan tunduk pada norma-norma pemeriksaan dan kode etik akuntan. Pemeriksaan akuntansi merupakan jasa utama yang diberikan oleh akuntan publik. Akan tetapi di samping akuntan publik, hampir semua perusahaan besar juga mempekerjakan pegawai yang berfungsi sebagai pemeriksa intern (internal auditor).
3.     Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
    Akuntansi manajemen adalah bidang kegiatan akuntansi yang berhubungan dengan perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan terutama yang berhubungan dengan arus kas, penetapan harga jual, metode produksi, investasi, dan pembelanjaan yang selanjutnya menghasilkan informasi yang diperlukan oleh manajemen atau pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan. Terkadang manajemen akuntan juga sering diminta untuk memilih tindakan yang akan diambil dan membantu untuk menentukan pemilihan yang tepat.
4.     Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
    Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang lebih menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya, terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisa data mengenai biaya, baik biaya yang telah atau yang akan terjadi. Informasi yang dihasilkan berguna bagi manajemen sebagai alat kontrol atas kegiatan yang telah dilakukan dan bermanfaat untuk membuat rencana di masa mendatang.
5.     Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
    Akuntansi perpajakan adalah akuntansi yang bertalian dengan masalah mempersiapkan pengembalian pajak dan pertimbangan pertanggungjawaban pajak serta mengusulkan transaksi perusahaan atau mencari alternatif pelaksanaan yang terbaik. Akuntan yang bergerak khusus dalam masalah perpajakan harus mengetahui secara mendetil masalah pajak bagi karyawan atau client, dan menyelesaikan administrasinya secara up to date serta membantu client dalam memutuskan kasus-kasus perpajakan.
6.     Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
    Akuntansi anggaran adalah bidang yang berhubungan dengan penyusunan rencana kegiatan-kegiatan keuangan suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu di masa datang disertai analisa dan pengendaliannya. Anggaran berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang serta nilai uang yang terlibat di dalamnya. Apabila rencana ini dibandingkan dengan realisasinya, maka ia bisa menjadi alat kontrol di dalam perusahaan.
7.     Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)
    Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi pada badan pemerintahan. Bidang ini juga mencakup tentang pengendalaian atas pengeluaran melalui anggaran negara.

Kegunaan informasi akuntasi



Tujuan utama akuntansi adalah menghasilkan informasi ekonomi dari suatu perusahaan yang diperlukan oleh pihak-pihak intern maupun ekstern. Informasi akuntansi mempunyai kepentingan yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingan orang, badan atau masyarakat yang memerlukannya.
Akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang sifatnya kuantitatif kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan eksistensi perusahaan. Akuntansi juga membantu mereka dalam mengambil keputusan ekonomi yang menyangkut perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan ini diantaranya:
1.     Pemilik Perusahaan
    Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan terutama jika perusahaan yang dipimpinnya diserahkan pada orang lain seperti pada perseroan. Untuk menilai sukses tidaknya manager dalam mengelola perusahaan, biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan.
2.     Pimpinan Perusahaan
    Dengan mengetahui posisi keuangan pada periode yang baru lalu, manager akan dapat menyusun rencana yang lebih baik sehingga akan memudahkan dalam pengendalian perusahaan. Di samping itu, juga akan memudahkan dalam menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lebih tepat, cara kerja yang lebih efisien, dan aktiva terjaga aman.
3.     Kreditur dan Calon Kreditur
    Pihak kreditur (misalnya bank) ingin mengetahui perkembangan perusahaan setelah pinjaman diberikan. Ia harus selalu menilai kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman untuk memutuskan apakah harus memberi tambahan pinjaman atau menarik pinjaman yang telah diberikan. Bagi calon kreditur, informasi tentang perusahaan diperlukan untuk menilai risiko yang akan terjadi sebelum pinjaman diputuskan untuk diberikan.
4.     Karyawan dan Buruh
    Para karyawan membutuhkan informasi laporan keuangan suatu perusahaan terutama untuk menentukan langkah-langkah yang harus diambil sehubungan dengan kelangsungan kerjanya, terutama pada perusahaan yang biasa memberikan bonus dan premi tiap-tiap akhir periode akuntansi.
5.     Pemerintah
    Pemerintah sangat berkepentingan dengan laporan keuangan suatu perusahaan terutama untuk menentukan berapa besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Di samping itu, juga sangat diperlukan oleh biro pusat statistik, dinas perindustrian, departemen perdagangan, dan departemen tenaga kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.

Pengertian Akuntansi

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli akuntansi dan masing-masing mempunyai sudut pandang yang berbeda. Di bawah ini adalah pengertian akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accountants, yaitu:

Accounting is service activity, its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is ruteded to be usefull in making reasoned choices among alternative courses of action.

Dari definisi di atas diperoleh beberapa konsep penting, yaitu:
1.    Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang bermaksud memenuhi fungsi penting dalam masyarakat dengan memberikan jasa berupa laporan keuangan kepada berbagai golongan masyarakat yang berhubungan langsung dengan sesuatu kesatuan usaha tertentu,
2.    Akuntansi berhubungan terutama dengan informasi keuangan yang bersifat kuantitatif,
3.    Hasil dari sistem akuntansi bermaksud untuk memberikan bantuan kepada pemakai yang harus membuat keputusan atas berbagai aktivitas yang ada.

Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi dalam sebuah perusahaan sehingga dimungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi (badan usaha) kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan metode pencatatan, penggolongan, analisa, dan pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian hasilnya dilaporkan.
Kegiatan akuntansi meliputi:
1.    Pengidentifikasian (identifying),
2.    Pengukuran (measuring),
3.    Pencatatan (recording),
4.    Penggolongan (classification),
5.    Pengikhtisaran (summarizing),
6.    Penyusunan laporan keuangan (reporting).

Kegiatan-kegiatan di atas perlu dirangkaikan dalam suatu sistem yang disebut sistem akuntansi. Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan yang selanjutnya dikomunikasikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan agar selanjutnya dapat dipergunakan sebagai alat bantu di dalam membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan. Berarti akuntansi bukanlah merupakan suatu tujuan melainkan sebagai alat untuk mengomunikasikan mengenai data keuangan atau kegiatan perusahaan. Oleh sebab itu, akuntansi memerlukan alat-alat pengukur terhadap transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam perusahaan dengan menerapkan cara, metode, dan prosedur tertentu yang dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan.
    Informasi akuntansi harus berisi kualitas informasi yang teliti. Hal ini disebabkan, pada umumnya pemakai luar memerlukan informasi keuangan yang merupakan pertanggungjawaban penggunaan dana oleh manajemen dalam jangka waktu tertentu. Di lain pihak, laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen lebih rinci dan unsur taksirannya lebih dominan.