Pengkodean Rekening
Dalam perusahaan berskala besar, transaksi keuangan banyak dilakukan dan dicatat untuk dikelompokkan berdasarkan sifatnya. Untuk memudahkan dalam pengelompokan, transaksi-transaksi ini dalam buku besar diberi nomor dan dimungkinkan dibuat indeks sebagai nomor referensi. Nomor-nomor ini disebut dengan kode perkiraan (account code). Fungsi kode akun adalah untuk memudahkan pencatatan ke dalam setiap perkiraan, dapat merahasiakan hal-hal yang tidak perlu diketahui pihak luar perusahaan, dan memudahkan untuk mengenal apakah suatu perkiraan termasuk dalam golongan harta, utang, modal, pendapatan ataukah beban. Kode rekening harus membantu memudahkan pencatatan, pengelompokan dan penyimpanan setiap perkiraan.
Kode rekening harus mempunyai sifat-sifat:
1. Mudah diingat,
2. Sederhana dan singkat,
3. Konsisten.
Selain itu, harus memungkinkan adanya penambahan rekening baru tanpa mengubah kode rekening yang sudah ada.
1. Macam-Macam Kode Rekening
Kode rekening dibagi menjadi empat macam sistem, yaitu sistem kode numeral, desimal, mnemonik, dan akun dengan sistem kode huruf dan angka.
a. Sistem kode numeral
Kode numeral yaitu pemberian kode rekening berdasarkan nomor secara berurutan. Nomor kode dapat dimulai dari angka 1, 2, 3, dan seterusnya.
Contoh Sistem Kode Numeral:
Kode Rekening
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Nama Perkiraan
Harta
Kas
Wesel Tagih
Piutang Usaha
Biaya dibayar di muka
Perlengkapan
Peralatan
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Tanah
Gedung
Akumulasi Penyusutan Gedung
Kewajiban
Wesel Bayar
Utang Usaha
Utang Gaji
Utang Bank
Modal
Modal Reni
Modal Cefy
Modal Deden
Pendapatan
Pendapatan Usaha
Pendapatan Sewa
Beban
Beban gaji
Beban Perlengkapan
Beban Penyusutan Peralatan
Beban listrik, air, telepon
b. Sistem Kode Desimal
1) Kode Blok
Kode blok adalah cara pengkodean di mana setiap kelompok rekening diberi satu blok kode. Misalnya, rekening harta diberi nomor 100 sampai dengan 199, rekening Utang diberi nomor 200 sampai dengan 299.
Contoh Kode Blok:
Nomor Kode
100 - 199
100 - 149
101
102
150 - 179
151
200 - 299
200 - 249
201
250 - 299
251
300 - 399
301
400 - 499
400 - 449
401
450 - 499
451
500 - 599
500 - 549
501
550 - 599
Perkiraan
Harta
Harta Lancar
Kas
Piutang Usaha
Harta Tetap
Peralatan
Utang
Utang Lancar
Wesel Bayar
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi
Modal
Modal Harianto
Pendapatan
Pendapatan Usaha
Penjualan Barang
Pendapatan di luar Usaha
Pendapatan Sewa
Beban
Beban Usaha
Beban Gaji
Beban di luar Usaha
2) Kode kelompok (Group code)
Dalam metode ini, perkiraan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Misalnya kelompok harta dibagi menjadi beberapa golongan dan setiap golongan dapat dibagi menjadi beberapa subgolongan. Kode angka dimulai dari angka 0 sampai 9 atau dari 1 sampai 9. Setiap posisi angka mempunyai arti sendiri. Misalnya suatu perkiraan diberi kode yang terdiri dari empat angka, maka arti dari setiap posisi angka adalah:
Berikut contoh lengkap klasifikasi suatu perusahaan beserta kode perkiraan berdasarkan Sistem Kode Kelompok.
1 Aktiva
1.1 Aktiva Lancar
1.1.1 Kas dan Bank
1.1.1.1 Kas
1.1.1.2 Kas Kecil
1.1.1.3 Bank Rakyat Indonesia
1.1.2 Surat-Surat Berharga
1.1.2.1 Saham Biasa
1.1.2.2 Saham Prioritas
1.1.2.3 Obligasi
1.1.3 Piutang
1.1.3.1 Wesel Tagih
1.1.3.2 Piutang Usaha
1.1.3.3 Cadangan Piutang Ragu-Ragu
1.1.4 Persediaan
1.1.4.1 Persedian Bahan
1.1.4.2 Persedian Barang Dagangan
1.1.5 Biaya dibayar di muka
1.1.5.1 Asuransi dibayar di muka
1.1.5.2 Sewa dibayar di muka
1.2 Investasi Jangka Panjang
1.2.0.1 Investasi Saham
1.2.0.2 Investasi Obligasi
3.3.3.3 Investasi Lain-lain
1.3 Aktiva Tetap
1.3.1 Harga Perolehan
1.3.1.1 Tanah
1.3.1.2 Gedung
1.3.1.3 Kendaraan
1.3.2 Akumulasi Penyusutan
1.3.2.1 Akumulasi Penyusutan Gedung
1.3.2.2 Akumulasi Penyusutan Kendaraan
2 Hutang
2.1 Hutang Lancar
2.0.0 Hutang dari Pembelian
2.0.0.1 Hutang Wesel
2.0.0.2 Hutang Usaha
2.0.1 Biaya yang masih harus dibayar
2.0.1.1 Upah yang masih harus dibayar
2.0.1.2 Sewa yang masih harus dibayar
2.2 Hutang Jangka panjang
2.2.0.1 Hutang Obligasi
2.2.0.2 Hutang Hipotik
3 Modal
3.0.0.1 Modal Pemilik
3.0.0.2 Deviden/Pengambilan pemilik
4 Penghasilan
2.0.1.3 Penjualan Barang
2.0.1.4 Penjualan Jasa
5 Biaya Usaha
5.0.0.1 Gaji dan Upah
5.0.0.2 Biaya Perlengkapan
5.0.0.3 Biaya Iklan
5.0.0.4 Biaya Asuransi
6 Pendapatan dan Biaya
3. Sistem Kode Mnemonik
Kode mnemonik adalah cara pengkodean akun dengan menggunakan huruf tertentu. misalnya akun harta dengan kode “H” akun utang dengan huruf “U”, dan akun modal dengan huruf “M”.
Contohnya sebagai berikut.
Kode Akun
H
H.L
H.L.K
H.L.P
H.T
H.T.P
U
U.L
U.L.W
U.L.U
M
M.P.
M.P.S
M.P.P
P
P.U
P.U.S
B
B.U
B.U.G
Kelompok Akun
Harta
Utang
Modal
Pendapatan
Beban
Golongan Akun
Harta Lancar
Harta Tetap
Utang Lancar
Modal Pemilik
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Jenis Akun
Kas
Piutang usaha
Peralatan Kantor
Wesel bayar
Utang usaha
Modal Sri
Prive Sri
Pend. Salon
Beban Gaji
4. Sistem Kode Akun dengan Sistem Kombinasi Huruf dan Angka
Sistem kombinasi huruf dan angka adalah cara pengkodean dengan kombinasi antara huruf dan angka. Misalnya akun harta dengan huruf “H” dan akun kas dengan menggunakan “angka”, jika digabungkan menjadi H.L.101.
Contoh sistem kombinasi huruf dan angka sebagai berikut.
Kode Akun
H
H.L
H.L.101
H.L 102
H.T
H.T.101
H.T.102
U
U.L
U.L.101
U.L.102
M
M.P
M.P.101
M.P.102
P
P.4
P.4.101
B
B.4
B.4.101
Kelompok Akun
Harta
Utang
Modal
Pendapatan
Beban
Golongan Akun
Harta Lancar
Harta Tetap
Utang Lancar
Modal Pemilik
Pendapatan Usaha
Beban Usaha
Jenis Akun
Kas
Piutang usaha
Peralatan
Gedung
Wesel bayar
Utang usaha
Modal ….
Prive….
Pend. Salon
Beban Gaji
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete